Tuesday, February 25, 2014

Sudahkah Anda Menyayangi Diri Sendiri Seperti yang Seharusnya?

Berhubung bulan ini aroma perayaan Valentine masih kencang, saya mau membahas sedikit tentang kasih sayang. Eits, yang single jangan pergi dulu. Nggak usah buru-buru klik artikel lain hanya karena saya membahas tentang kasih sayang—karena kali ini saya akan membicarakan tentang kasih sayang kepada diri sendiri. 

Ada ungkapan yang bilang bahwa kita nggak akan bisa seratus persen membahagiakan orang lain kalau diri kita sendiri nggak bahagia. Dan salah satu upaya agar diri kita bahagia adalah dengan mulai menyayangi diri sendiri. 

Mungkin banyak dari Anda yang berpikir, ‘Ya elah, Nina. Siapa sih di dunia ini yang nggak sayang sama dirinya?’ Yes, saya setuju dengan Anda, tapi kadang kita lupa bahwa ada hal-hal yang tanpa kita sadari lakukan atau pikirkan, yang menunjukkan bahwa kita nggak menghargai dan menyayangi diri kita dari yang seharusnya. 

1. “Kayaknya yang saya lakukan selalu salah”
Ah masak, sih? Coba ingat-ingat lagi, nggak mungkin banget apa yang Anda lakukan selalu salah. Pasti pernah ada yang benar. Melakukan kesalahan itu manusiawi—asal kita belajar dari kesalahan dan berusaha untuk nggak mengulanginya. Dan yang perlu diingat adalah: satu kesalahan bukan berarti kita nggak berharga. Ada kalanya memang kita nggak akan berhasil pada usaha pertama, tapi jangan biarkan diri kita menjadi down. Belajar dari kesalahan adalah salah satu kualitas diri yang perlu kita asah. Nggak gampang, tapi nothing worth having comes easy, right?

2. “Saya kan jelek”
Ah masa, sih? Coba bercermin lagi. Jangan-jangan merasa jelek karena belum keramas jadi rambutnya berminyak? Hehehe... Atau jangan-jangan kita nggak berhenti membandingkan diri kita dengan selebritas yang, sadar nggak sih, mereka itu kan bukan kayak orang biasa sehari-hari? Saya sendiri, sih, mungkin banyak yang berpendapat nggak cantik. Tapi karena saya tahu bahwa penampilan itu adalah penilaian pertama orang kepada kita, dan Tuhan memberikan wajah seperti ini yang nggak bisa ditawar-tawar lagi, maka saya memikirkan hal lain sebagai kompensasinya. Saya berusaha tampil menarik: wajah dan tubuh bersih serta wangi, rambut rapi, berpakaian pantas sesuai dengan situasi, dan yang paling penting: attitude. Mungkin kita nggak akan pernah dikenal dengan sebutan ‘cantik’, tapi bisa jadi kita dikenal sebagai, ‘si cewek baik hati yang senyumnya manis’ atau ‘si cewek ramah yang modis’. 

3. “Nggak ada yang suka sama saya”
Ah masa, sih? Yakin keluarga Anda nggak menyukai Anda? Yakin kalau sahabat juga begitu? Hanya karena kita bukan Miss Popular yang disukai semua orang bukan berarti nggak ada yang menyukai kita sama sekali. Bahkan si Miss Popular pun pasti mengalami tidak disukai beberapa orang. Yang perlu kita ingat, hanya karena seseorang nggak cocok dengan kita, bukan berarti dia membenci kita. Dan ketika orang terdekat nggak mengacuhkan kita bukan berarti kita hidup sendirian di dunia ini. Bisa aja mereka sibuk dan ada urusan penting yang butuh perhatian. Kurangin drama deh, biar mengurangi kenegatifan dalam hidup.

4. “Apakah saya akan jomblo terus seumur hidup?”
Junior saya di kantor mengucapkan hal ini beberapa waktu lalu dan saya langsung melemparkan tatapan dingin. Usianya masih awal 20-an gitu lho. Perjalanan masih panjang. Hanya karena seumur hidup kita nggak pernah pacaran, atau kita menjalani kehidupan single selama beberapa waktu (atau beberapa tahun, atau bertahun-tahun), bukan berarti nggak akan ada jodoh buat kita. Siapa tahu memang belum bertemu. Siapa tahu Tuhan menyimpannya untuk kita nggak sekarang, tapi nanti. Hanya karena belum terjadi, bukan berarti tidak akan terjadi. Stay positive, dong!

5. “Saya tak suka diri saya.”
Seriously? Iya sih, kita kadang sebal sama diri sendiri karena melakukan hal bodoh, atau membuat kesalahan—tapi bukan berarti kita harus membenci diri kita. Hal apa pun yang membuat kita membenci diri kita adalah sesuatu yang nggak seharusnya. Ladies, seperti kata Cherrybelle, ‘kamu cantik, cantik, dari hatimu...’. Kalau kita merasa punya masalah dengan penampilan atau kepribadian, ada dua pilihan yang bisa kita lakukan: menerima atau mengubah. Setelah itu kita harus berdamai dengan keputusan kita tersebut. 

Percayalah, kalau orang lain aja bisa menyayangi kita, kenapa kita nggak bisa melakukan hal yang sama? 

Jadi, kalau sesuatu butuh momentum, maka saat ini adalah saat yang tepat untuk semakin menyayangi diri kita. Seperti kata Bruno Mars, you’re amazing just the way you are. So, love yourself!
  SUMBER : YAHOO
PENULIS :  

Jatuh Cinta Pada Sahabat

Cinta tak memilih-milih tempat untuk mendarat. Terkadang cinta Anda justru ingin berlabuh di hati sahabat. Bagaimana jika itu terjadi? Ini kiat dari kami.

Jangan terburu-buru
Dilema saat jatuh cinta pada sahabat adalah, Anda tak ingin merusak semua hubungan baik yang telah terjalin selama ini. Untuk itu jangan mengambil sikap terburu-buru juga ekstrem. Hal itu malah akan membuat sahabat Anda merasa tidak nyaman. Tunjukkan perasaan Anda secara perlahan agar persahabatan Anda tak rusak.

Yakinkan dia
Jika dia telah mengetahui ada perubahan dari perilaku Anda, maka yang harus dilakukan adalah meyakinkannya. Pastikan bahwa persahabatan kalian tak akan terganggu meskipun dia tak bisa membalas perasaan Anda.

Beri perhatian
Yakinkan sahabat bahwa perasaan yang Anda rasakan bukan ketertarikan sesaat. Tunjukkan perhatian Anda yang lebih. Buatlah dia merasa spesial.

Lihat reaksinya

Jika Anda telah memperlakukannya secara spesial, kini lihat reaksinya. Apakah dia merasa nyaman dan membalas perhatian Anda? Atau malah dia merasa terganggu dan menghindar? Reaksinya menentukan langkah Anda selanjutnya.

Ungkapkan perasaan
Jika reaksi si dia positif, maka jangan ragu lagi. Nyatakan dengan lugas perasaan Anda. Yakinkan padanya bahwa Anda ingin menyayanginya lebih dari sekadar teman biasa.

   SUMBER : YAHOO
 PENULIS : 
 

Saat Sahabat Tiba-tiba Menyatakan Cinta

Tanya:
Saya punya sahabat karib, dan dia baru saja nembak saya. Tapi saya tolak dengan alasan dia itu sahabat saya dan saya hanya menyayanginya sebagai teman. Semenjak itu dia tidak pernah menghubungi saya lagi, bahkan kalau mengirim sms tidak pernah dibalas. Teman-teman saya malah menyuruh saya untuk menerimanya, tapi jujur saya tidak bisa karena dia adalah sahabat saya....

Nita, 17 tahun


Jawab:

Hai Nita,

Ada perbedaan besar mendasar antara hubungan persahabatan dan percintaan. 

Ketika Nita sudah berusaha mencari “chemistry” dan kecocokan untuk menemukan perasaan lebih yang bisa mengubah hubungan dari sahabat menjadi kekasih, tapi tidak juga menemukannya, maka tindakan Nita sudah benar. 

Di sisi lain, perlu juga menghormati kekecewaannya akan jawaban Nita. Berikan dia ruang untuk sendiri terlebih dahulu, kemudian seiring berjalannya waktu mulailah berteman – lalu bersahabat kembali - seperti dulu.

Usulan dari teman-teman Nita sebenarnya bermaksud baik agar tidak ada perpecahan dalam persahabatan. Tapi apabila Nita tetap tidak yakin akan muncul rasa cinta dengannya, janganlah dipaksakan. Karena cinta yang dipaksakan, malah lebih banyak menghasilkan kerusakan.

Jauh lebih baik memutuskan untuk menolak cinta yang tidak bermasa depan sesegera mungkin daripada mencoba-coba tapi akhirnya malah menyakiti di kemudian hari. 

Selain itu usahakan untuk mengerti keadaannya dan bersikap seperti biasa, agar persahabatan tidak hilang.

Karena dalam persahabatan selalu ada cinta sedangkan dalam cinta banyak yang tidak ada lagi persahabatan.

Terima kasih sudah berbagi,
Stay In Love
  SUMBER : YAHOO
 PENULIS :   

Menghindari Konflik Dengan Sahabat Karena Pacar

Banyak yang berkata pacar bisa berganti tapi sahabat tak akan pergi. Kenyataannya, tak sedikit pula persahabatan yang bubar karena kehadiran pacar.

Sahabat dan kekasih memang sama-sama penting dalam hidup Anda. Namun dua bagian penting dalam hidup Anda ini seringkali tak sejalan, apalagi jika sang sahabat masih belum berpasangan. Perubahan sikap Anda setelah punya pacar atau sifat sang kekasih yang tak disukai sahabat bisa memicu konflik antara Anda dan sahabat. 

Membagi waktu 
Teman, keluarga, pacar, pekerjaan atau sekolah, semuanya membutuhkan perhatian Anda. Terkadang sulit membagi diri untuk sedemikian banyak kepentingan atau tuntutan. Keseimbangan merupakan hal yang penting. 

Akhir pekan mungkin saja Anda sudah sepenuhnya milik pacar atau keluarga. Tapi jangan lupa Anda tetap menyisihkan waktu untuk memberi perhatian kepada sahabat. Jangan sampai Anda dicap hanya menghubungi kalau lagi butuh. 

Jika memang sulit mencari waktu bertemu, tetap hubungi dia dan tanyakan kabarnya. Berkat kemajuan teknologi, Anda punya banyak kemudahan dalam hal ini. Telepon, pesan singkat, chatting, atau jejaring sosial bisa dimanfaatkan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan sahabat. Jangan sampai ia merasa dilupakan atau ditinggalkan setelah Anda memiliki kekasih.

Topik yang membosankan 
Jika Anda bertemu atau berbicara lewat telepon, tanyakan kabarnya dan perkembangan belakangan ini. Hindari terlalu banyak bercerita tentang pacar hingga membuatnya kesal. Jangan melulu membanggakan romantisnya si pacar, betapa perhatiannya dia, dan betapa Anda sangat mengaguminya. Sahabat Anda mengerti Anda sedang jatuh cinta, tapi terus mencekoki dia dengan pembicaraan tentang si pacar pasti lama-lama membuatnya muak. 

Ketika pergi bersama, tidak perlu memamerkan kapan terakhir kali Anda dan pacar mengunjungi tempat tersebut dan mengaitkan hampir semua hal dengan si pacar. Lama-kelamaan sahabat Anda akan bosan dan malah menjauhi Anda. Jaga perasaan sang sahabat dan hargai dia sebagai teman bicara yang seimbang. 

Melibatkan dalam konflik
Konflik antara Anda dan kekasih sebaiknya diselesaikan berdua saja. Tidak perlu melibatkan orang lain, apalagi sahabat. Tidak perlu meminta sahabat berbohong kepada pacar untuk menutupi kesalahan Anda. Tidak semua orang merasa nyaman jika harus menutupi kesalahan orang lain. Jangan membuat hubungan Anda dan sahabat menjadi tidak nyaman dengan melibatkannya dalam konflik. Jika kekasih mengetahui sahabat Anda berbohong, bukan tak mungkin sahabat Anda langsung masuk daftar hitam.

Prioritas terakhir 
Sekali-sekali membatalkan janji dengan sahabat demi pacar mungkin bisa dimengerti. Namun bila terus-menerus menyisihkan sahabat karena pacar tentu bisa menjadi sumber konflik. Anda harus mengingat kembali hubungan baik Anda dengan sahabat. Dia yang selalu ada pada saat baik maupun pada saat terpuruk. Dia juga selalu menemani saat Anda sedang memiliki pacar atau sedang patah hati karena hubungan cinta yang kandas. 

Hargailah kesetiaan sahabat dengan tidak menempatkannya di prioritas terakhir saat Anda sedang dimabuk asmara. Jangan lupakan hari ulang tahunnya, momen penting dalam hidupnya, dan tetap berkirim kabar untuk menjaga hubungan yang baik. Kekasih yang baik pastinya mengerti Anda membutuhkan sahabat untuk menjaga keseimbangan hidup.
 
Memaksakan kehendak 
Jika sahabat tidak menyukai pasangan Anda, pasti ia punya alasan tertentu. Coba dengarkan pendapatkan dan berikan penjelasan jika memang ia salah mengerti. Jika setelah dipikir-pikir pendapat sahabat Anda ada benarnya coba terima dengan lapang dada. Anda memang sedang jatuh cinta dengan sang kekasih, tapi bisa jadi masukan dari sahabat bermanfaat untuk memperbaiki diri dan hubungan Anda. 

Begitu juga ketika pergi bersama, jangan mengajak sahabat hanya untuk menjadi pelengkap. Jika Anda pergi bertiga, usahakan untuk berbagi fokus antara sahabat dan kekasih. Tentu akan sangat menyebalkan baginya jika hanya ikut sebagai pelengkap sementara Anda sibuk sendiri dengan sang kekasih.


SUMBER : YAHOO
PENULIS : 

Bila Pacar Cemburui Sahabat

Percintaan dan persahabatan berada di dua dunia yang berbeda. Mereka saling berhubungan, bergantung, dan membutuhkan. Tapi tidak seharusnya saling mengganggu, menyakiti, dan bahkan menghancurkan. 

Tapi teori ini kadangkala tidak bisa begitu saja berlaku di dunia nyata. Garis pembatas dua dunia ini begitu tipis, hingga (kadang) tampak seperti tidak ada. Atau, mungkin ada, tapi dianggap tak ada — akibat api cemburu yang berlebih. 

Sebenarnya, percakapan di atas tidak perlu terjadi. Percakapan yang muncul sebagai reaksi dari pertanyaan di atas, juga tidak perlu terjadi. Jika dan hanya jika, kamu dan dia dan sahabatmu tahu porsi dan peran masing-masing.

Begini kondisinya, kamu sudah bersahabat sejak SMA dengan laki-laki ini. Kamu dan dia sudah sangat dekat sebagai teman. Sedangkan kamu, baru saja menjalin hubungan cinta dengan laki-laki baru. Bagaimana kamu akan menjelaskan pada pacarmu tentang sahabatmu? 

Hal apa yang akan kamu katakan agar ia yakin, bahwa sahabatmu bukanlah ancaman hubungan kalian? 

Begini caranya. Katakan padanya posisi kamu, dan sahabat kamu, sejak awal jadian. Jangan biarkan dia yang lebih dulu menemukan hubungan spesial antara kamu dan sahabatmu. Katakan sejak awal, "Sayang, dia sahabat aku. Dia bukan saingan kamu, oke?"

Katakan padanya bahwa dia, dan sahabatmu, bukanlah dua pilihan yang harus dipilih salah satu. Ini bukan ujian akhir, di mana kamu harus memilih hanya satu jawaban untuk lulus, atau mengulang kelas di semester depan. Kamu sayang dia. Kamu senang berbagi cerita sepulang kamu bekerja. Dia adalah orang terakhir dan pertama yang kamu sapa tiap harinya. Kamu menghabiskan Sabtu malam bersamanya.

Tapi, kamu juga membutuhkan sahabatmu. Untuk bergosip tentang teman kuliahmu yang lebih dulu menikah, untuk saling mendukung meraih mimpi yang kamu katakan padanya waktu SMA, untuk mencari jalan keluar saat kamu tak lagi tahu bagaimana cara melunakkan hatimu saat dia marah, dan mungkin, untuk menemanimu saat dia menyakitimu, nanti. 

Katakan padanya kamu tahu batas. Kamu tahu sejak kamu memutuskan untuk menerimanya menjadi pacarmu, kamu harus menjaga perasaan dan juga hubungan kalian. Kamu akan selalu menghormati posisinya sebagai pacar, dan posisinya sebagai sahabatmu. Seperti minyak dan air, kamu tidak akan pernah mencampuradukkan dua dunia ini jadi satu.

Katakan padanya, sahabatmu mendukung kalian. Sahabatmu adalah orang pertama yang mengatakan padamu untuk menerimanya sebagai pacarmu. Sahabatmu, adalah orang yang selalu meyakinkan kamu kalau pacarmu sangat menyayangimu, dan mengatakan padamu untuk meninggalkan mantanmu, demi dia. Sahabatmu, ingin kamu, dan dia, bahagia.

Terakhir, katakan padanya untuk percaya padamu. Hubungan ini, akan menghadapi begitu banyak rintangan, dan cobaan di depannya. Beberapa di antaranya, lebih besar, sulit, dan rumit dari ini. Justru sebenarnya, kamu-pacarmu-dan-sahabatmu bukanlah sebuah masalah sejak awal. Minta ia untuk memberikan kepercayaan penuh pada dirimu, terkait dengan hubunganmu dengan sang sahabat. Jika kamu terbukti melanggar janji, katakan padanya, ia bisa mengakhiri hubungan ini dengan segera.

Namun, sebelum kamu katakan beberapa hal di atas pada pacarmu, cobalah jawab pertanyaan ini: Benarkah kamu tahu batas? Yakinkah kamu, hubungan kamu dan dia hanya sebatas sahabat?

Meski pacar dan sahabat bukanlah sesuatu yang bisa dipilih, bagaimana jika suatu saat kamu ada di posisi yang terpaksa memilih satu di antara mereka? Siapa yang kamu pilih, pacar atau sahabat?

 SUMBER : YAHOO
PENULIS : 
Gelar Pradipta Utama

Sahabat, yang Sering Terlupa Saat Sedang Jatuh Cinta

Ada yang lagi jatuh cinta? 

Ah, saya tahu rasanya. Pasti bawaannya pengin menghabiskan banyak waktu dengan si dia, membayangkan dia terus menerus, ngomongin tentang si dia begini dan si dia begitu kepada semua orang yang mau mendengarkan. Pokoknya dunia kita berputar dengan si dia sebagai porosnya. Yeah, yeah. Saya maklum kok. Hampir semua orang pernah mengalami titik itu dalam hidupnya dan nggak ada yang salah dengan hal tersebut. 

Yang salah adalah kalau kita terus menerus melakukan hal tersebut sepanjang waktu. 

Saya bukannya mau mengacaukan kehidupan percintaan Anda ya, tapi sedikit saran dari orang yang pernah bodoh karena jatuh cinta mungkin bisa berguna untuk membuat kaki Anda tetap menapak teguh pada bumi. Karena, surprisingly, dunia kita nggak hanya terbatas pada si dia aja.

Dalam kondisi seperti ini, kita bisa kehilangan teman. Kalau kita selalu menolak ajakan teman untuk pergi bersama karena lebih mementingkan menghabiskan waktu bersama pasangan. Kalau pun punya waktu untuk kumpul bersama teman, wajah kita sibuk tenggelam di layar ponsel karena chatting dengan si dia. Ya siapa juga yang betah kalau digituin terus menerus. 

Dan semakin lama hal ini terjadi, ada kemungkinan kita akan kehilangan diri kita sendiri. Kita nggak bisa melepaskan diri dari si dia sampai kita lupa tentang siapa diri kita dan bahwa diri kita sama pentingnya seperti si dia. Kita mungkin akan berhenti memikirkan tentang diri sendiri—hal-hal yang kita suka, keinginan dan mimpi-mimpi kita. Dan kita berakhir hanya sebagai aksesori si dia. Males banget, kan.

Lagi pula, memangnya nggak bosan ya melihat dia lagi dia lagi tanpa jeda? Pernah berpikir bahwa dia bisa bosan juga kepada kita? Cinta yang kuat memang (siapa tahu) bisa mengatasi kebosanan, sih. Tapi jangan-jangan sebenernya dia jatuh cinta dan menganggap kita menarik karena apa yang kita lakukan. Bagaimana kita bersikap, pencapaian kita, bagaimana kita bekerja keras untuk meraih mimpi, bagaimana kita menjadi diri kita sendiri. Dan ketika kita terlalu memuja dia sampai kita lupa dengan siapa diri kita sebenarnya, mungkin perlahan-lahan dia bisa menganggap kita membosankan. 

Belum lagi kalau efek samping lainnya terjadi: biasanya kita akan menjadi lebih sensitif, posesif, curigaan dan kayak nggak bisa hidup tanpa dia. Saya yakin ada titik di mana pasangan kita senang dengan kenyataan bahwa kita membutuhkan dia dalam hidup kita. Tapi kayaknya kalau berlebihan pasti lama kelamaan dia akan sebel. Masa iya sih, ke supermarket aja nggak bisa sendiri? Kalau dia nggak bisa (atau nggak mau), kita akan menuduh dia macam-macam. Aduh, ini beneran bisa bikin kita dan pasangan capek secara emosional. Pasangan kita pasti menginginkan perempuan yang percaya diri, bukan yang insecure terhadap dirinya dan pasangannya.

Puncaknya, hal terburuk dalam suatu hubungan bisa aja dia meninggalkan kita. Entah memang karena ketidakcocokan, pertengkaran terus menerus, keluarga yang nggak pernah akur—atau (ketok kayu jangan sampai terjadi) meninggalkan kita untuk orang lain. Bukannya nakut-nakutin, tapi hal tersebut kan adalah hal yang mungkin terjadi. Bisa bayangkan nggak kalau kita menjadikan dia adalah segalanya, saat dia pergi apa yang kita punya? 

Saya yakin kok, kita semua tahu bagaimana standar hubungan yang sehat. Sekarang bagaimana tinggal kita menjaga logika kita tetap seimbang dengan hati. Kadang memang nggak gampang, itulah sebabnya kita butuh orang-orang terdekat, selain sebagai tempat berbagi kebahagiaan, juga untuk mengingatkan apabila kita nggak menyadari bahwa sedang menjalani hubungan yang sebenarnya nggak sehat.

Terlepas dari semuanya, selamat jatuh cinta. Salam untuk pasangan Anda 
  SUMBER YAHOO
  PENULIS : NINA ARDIANTI