Saturday, October 19, 2019

Makalah Sejarah Kerajaan Gowa Tallo




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah subhanahuwata’ala, karena berkat rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah yang bertema “kerajaan gowa tallo”. Makalah ini di ajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran sejarah . Kami mengucapkan terima kasih pada semua anggota kelompok yang telah membantu sehungga makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman-teman dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuanbagi kita semua.









                                                                                                Watampone, 27 September 2019



                                                                                                             Penyusun       
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….……i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….… ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang………………………………………………………………………….. 1
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………………………….2
C.     Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Sejarah awal Kerajaan Gowa Tallo………………………………………………….... ...3
B.     Letak Kerajaan Gowa Tallo…………………………………………………………… ..3
C.     Silsilah Raja Kerajaan Gowa Tallo…………………………………………………….. .4
D.    Kondisi sosial, ekonomi dan politik Kerajaan Gowa Tallo…………………………… ..7
E.     Proses kehancuran dari Kerajaan Gowa Tallo………………………………………... ...10

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………………… ..11
B.     Saran…………………………………………………………………………………. ...12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….... .13



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tiada hentinya berbicara mengenai kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Mengapa demikian? sebab hampir di setiap kerajaan Islam mempunyai keunikan historis yang membuatnya menjadi kajian menarik bagi para sejarawan. Berbicara tentang kerajaan Islam maka sulit melepaskannya dengan proses Islamisasi di Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam berperan penting bagi tersebarnya Islam dari bagian barat hingga timur Nusantara. Kerajaan Islam yang berperan besar dalam perkembangan Islam di wilayah Timur Nusantara salah satunya ialah Kerajaan Makassar.
Kerajaan Tallo merupakan salah satu kerajaan suku Makassar yang terdapat di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini berhubungan erat dengan Kerajaan Gowa, yang secara bersama-sama setelah Islamisasi persekutuan kerajaan Gowa-Tallo oleh para sejarawan disebut dengan nama Kesultanan Makassar.
Gowa dan Tallo pra-Islam merupakan kerajaan kembar milik dua bersaudara. Berawal di pertengahan abad ke-16, pada masa pemerintahan Gowa IV Tonatangka Lopi, ia membagi wilayah Kerajaan menjadi dua bagian untuk dua putranya, Batara Gowa dan Karaeng Loe ri Sero. Hal ini dikarenakan kedua putranya sama-sama ingin berkuasa. Batara Gowa melanjutkan kekuasaan sang ayah yang meninggal dunia dengan memimpin Kerajaan Gowa sebagai Raja Gowa VII. Sedangkan adiknya, Karaeng Loe ri Sero, mendirikan kerajaan baru bernama Tallo.
Dalam perjalanannya, dua kerajaan bersaudara ini dilanda peperangan bertahun-tahun. Hingga kemudian pada masa Gowa dipimpin Raja Gowa X, Kerajaan Tallo mengalami kekalahan. Kedua kerajaan kembar itu pun menjadi satu kerajaan dengan kesepakatan “Rua Karaeng se’re ata” (dua raja, seorang hamba). Sejak keduanya menyepakati perjanjian maka siapa pun yang menjabat sebagai Raja Tallo, menjabat sebagai mangkubumi Kerajaan Gowa. Para sejarawan kemudian menamakan kedua kerajaan Gowa dan Tallo dengan Kerajaan Makassar.

Salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan adalah Kesultanan Gowa. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap Belanda yang dibantu oleh Kerajaan Bone yang berasal dari Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka. Lokasi kerajaan ini sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan daerah sekitarnya yang dalam bingkai negara kesatuan RI dimekarkan menjadi Kotamadya Makassar dan kabupaten lainnya
B.     Rumusan Masalah
a.       Bagaimana sejarah awal dari Kerajaan Gowa Tallo?
b.      Dimana letak Kerajaan Gowa Tallo?
c.       Bagaimana silsilah Raja Kerajaan Gowa Tallo?
d.      Bagaimana kondisi sosial, ekonomi, dan politik di Kerajaan Gowa Tallo?
e.       Bagaimana proses kehancuran dari Kerajaan Gowa Tallo?
f.       Apa saja peninggalan Kerajaan Gowa Tallo?

C.    Tujuan Penulisan
a.       Mengetahui sejarah awal dari Kerajaan Gowa Tallo.
b.      Mengetahui letak Kerajaan Gowa Tallo.
c.       Mengetahui silsilah Raja Kerajaan Gowa Tallo.
d.      Mengetahui kondisi sosial, ekonomi, dan politk di Kerajaan Gowa Tallo.
e.       Mengetahui proses kehancuran dari Kerajaan Gowa Tallo.
f.       Mengetahui peninggalan Kerajaan Gowa Tallo.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah awal Kerajaan Gowa Tallo
Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi Makassar lain menyebutkan empat orang yang mendahului datangnya Tumanurung, dua orang pertama adalah Batara Guru dan saudaranya
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu oleh Kerajaan Bone yang dikuasai oleh satu wangsa Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka. Perang Makassar bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan Bugis; demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar. Perang Makassar adalah perang terbesar VOC yang pernah dilakukannya di abad ke-17.

B.     Letak Kerajaan Gowa Tallo
Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan. Makassar sebenarnya adalah ibukota Gowa yang dulu disebut sebagai Ujungpandang. Secara geografis Sulawesi Selatan memiliki posisi yang penting, karena dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara. Bahkan daerah Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang, baik yang berasal dari Indonesia bagian timur maupun para pedagang yang berasal dari daerah Indonesia bagian barat. Dengan letak seperti ini mengakibatkan Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan   berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara. Berikut adalah peta Sulawesi Selatan pada saat itu.

C.    Silsilah Raja Kerajaan Gowa Tallo
1. Tumanurunga (+ 1300)
2. Tumassalangga Baraya
3. Puang Loe Lembang
4. I Tuniatabanri
5. Karampang ri Gowa
 6. Tunatangka Lopi (+ 1400)
7. Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna
8. Pakere Tau Tunijallo ri Passukki
9. Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' Kallonna (awal abad ke-16)
10. I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng (1546-1565)
11. I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte
12. I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo (1565-1590).
13. I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu (1593).
14. I Mangari Daeng Manrabbia Sultan Alauddin Tuminanga ri Gaukanna Berkuasa mulai tahun 1593 - wafat tanggal 15 Juni 1639. Merupakan penguasa Gowa pertama yang memeluk agama Islam.
15. I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikussaid Tuminanga ri Papang Batuna Lahir 11 Desember 1605, berkuasa mulai tahun 1639 hingga wafatnya 6 November 1653
16. I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin Tuminanga ri Balla'pangkana Lahir tanggal 12 Juni 1631, berkuasa mulai tahun 1653 sampai 1669, dan wafat pada 12 Juni 1670 17. I Mappasomba Daeng Nguraga Sultan Amir Hamzah Tuminanga ri Allu' Lahir 31 Maret 1656, berkuasa mulai tahun 1669 hingga 1674, dan wafat 7 Mei 1681.
17. I Mallawakkang Daeng Mattinri Karaeng Kanjilo Tuminanga ri Passiringanna
18. Sultan Mohammad Ali (Karaeng Bisei) Tumenanga ri Jakattara Lahir 29 November 1654, berkuasa mulai 1674 sampai 1677, dan wafat 15 Agustus 1681
19. I Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Tuminanga ri Lakiyung. (1677-1709)
20. La Pareppa Tosappe Wali Sultan Ismail Tuminanga ri Somba Opu (1709-1711)
21. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi
22. I Manrabbia Sultan Najamuddin
23. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi. (Menjabat untuk kedua kalinya pada tahun 1735)
24. I Mallawagau Sultan Abdul Chair (1735-1742)
25. I Mappibabasa Sultan Abdul Kudus (1742-1753)
26. Amas Madina Batara Gowa (diasingkan oleh Belanda ke Sri Lanka) (1747-1795)
27. I Mallisujawa Daeng Riboko Arungmampu Tuminanga ri Tompobalang (1767-1769)
28. I Temmassongeng Karaeng Katanka Sultan Zainuddin Tuminanga ri Mattanging (1770-1778)
29. I Manawari Karaeng Bontolangkasa (1778-1810)
30. I Mappatunru / I Mangijarang Karaeng Lembang Parang Tuminang ri Katangka (1816-1825)
31. La Oddanriu Karaeng Katangka Tuminanga ri Suangga (1825-1826)
32. I Kumala Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Moh Aidid Tuminanga ri Kakuasanna (1826 - wafat 30 Januari 1893)
33. I Malingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka Sultan Idris Tuminanga ri Kalabbiranna (1893- wafat 18 Mei 1895)
 34. I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang Sultan Husain Tuminang ri Bundu'na Memerintah sejak tanggal 18 Mei 1895, dimahkotai di Makassar pada tanggal 5 Desember 1895. Ia melakukan perlawanan terhadap Hindia Belanda pada tanggal 19 Oktober 1905 dan diberhentikan dengan paksa oleh Hindia Belanda pada 13 April 1906. Ia meninggal akibat jatuh di Bundukma, dekat Enrekang pada tanggal 25 Desember 1906.
35. I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan Muhammad Tahur Muhibuddin Tuminanga ri Sungguminasa (1936-1946)
36. Andi Ijo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin (1956-1960) merupakan Raja Gowa terakhir, meninggal di Jongaya pada tahun 1978.
                                                                                        
D.    Kondisi sosial, ekonomi dan politik Kerajaan Gowa Tallo
a. KONDISI SOSIAL BUDAYA KERAJAAN GOWA TALLO
Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk menambah kemakmuran hidupnya.  Walaupun masyarakat Makasar memiliki kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut PANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap norma-norma tersebut.Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka” dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut dengan golongan “Ata”.
Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo.Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.

b. KONDISI EKONOMI KERAJAAN GOWA TALLO
Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor :
• letak yang strategis,
• memiliki pelabuhan yang baik
• jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.
Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di Makasar.
Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum niaga yang disebut dengan ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE, sehingga dengan adanya hukum niaga tersebut, maka perdagangan di Makasar menjadi teratur dan mengalami perkembangan yang pesat.
Selain perdagangan, Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan.

c. KONDISI POLITIK KERAJAAN GOWA TALLO
Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk Robandang/Dato’ Ri Bandang dari Sumatera, sehingga pada abad 17 agama Islam berkembang pesat di Sulawesi Selatan, bahkan raja Makasar pun memeluk agama Islam. Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Sultan Alaudin. Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said (1639 – 1653).
Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669). Pada masa pemerintahannya Makasar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu dengan menguasai daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang keperluan perdagangan Makasar. Ia berhasil menguasai Ruwu, Wajo, Soppeng, dan Bone.Perluasan daerah Makasar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat. Daerah kekuasaan Makasar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat dikuasainya. Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hubungan antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh adanya kerajaan Makasar. Dengan kondisi tersebut maka timbul pertentangan antara Sultan Hasannudin dengan VOC, bahkan menyebabkan terjadinya peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah Maluku.
Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makasar yaitu dengan melakukan politik adu-domba antara Makasar dengan kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makasar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makasar mengadakan persetujuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makasar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makasar.
Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota kerajaan Makasar. Dan secara terpaksa kerajaan Makasar harus mengakui kekalahannya dan menandatangai perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan kerajaan Makasar.
                                                                         
Isi dari perjanjian Bongaya antara lain:
a.  VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Makasar.
b. Belanda dapat mendirikan benteng di Makasar.
c.  Makasar harus melepaskan daerah-daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau di luar Makasar.
d.  Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.

Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makasar terhadap Belanda tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasannudin yaitu Mapasomba (putra Hasannudin) meneruskan perlawanan melawan Belanda.Untuk menghadapi perlawanan rakyat Makasar, Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran. Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya kerajaan Makasar, dan Makasar mengalami kehancurannya.
Keruntuhan Kerajaan Gowa Tallo
Penyebab runtuhnya Kerajaan Gowa, yakni:
  1. Belanda bekerjasama dengan arung palakka untuk menghancurkan kerajaan Gowa.
  2. VOC membujuk Sultan Hasanuddin untuk bersama-sama menyerbu Banda (Persaingan Perdagangan)
  3. Belanda berhasil menguasai monopoli perdagangan Indonesia

E.     Proses Kehancuran Kerajaan Gowa Tallo
            Sepeninggal Hasanuddin, Makassar dipimpin oleh putranya bernama napasomba. Sama seperti ayahnya, sultan ini menentang kehadiran belanda dengan tujuan menjamin eksistensi Kesultanan Makasar. Namun, Mapasomba gigih pada tekadnya untuk mengusir Belanda dari Makassar. Sikapnya yang keras dan tidak mau bekerja sama menjadi alasan Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran. Pasukan Mapasomba berhasil dihancurkan dan Mapasomba sendiri tidak diketahui nasibnya. Belanda pun berkuasa sepenuhnya atas kesultanan Makassar.








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Sejak Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan dengan Ternate yang sudah menerima Islam dari Gresik. Raja Ternate yakni Baabullah mengajak raja Gowa Tallo untuk masuk Islam, tapi gagal. Baru pada masa Raja Datu Ri Bandang datang ke Kerajaan Gowa Tallo agama Islam mulai masuk ke kerajaan ini.
Setahun kemudian hampir seluruh penduduk Gowa Tallo memeluk Islam. Mubaligh yang berjasa menyebarkan Islam adalah Abdul Qodir Khotib Tunggal yang berasal dari Minangkabau. Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669). Daerah kekuasaan Makasar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat dikuasainya. Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur.
Demikian Gowa telah mengalami pasang surut dalam perkembangan sejak Raja Gowa pertama, Tumanurung (abad 13) hingga mencapai puncak keemasannya pada abad XVIII kemudian sampai mengalami transisi setelah bertahun-tahun berjuang menghadapi penjajahan. Dalam pada itu, sistem pemerintahanpun mengalami transisi di masa Raja Gowa XXXVI Andi Idjo Karaeng Lalolang, setelah menjadi bagian Republik Indonesia yang merdeka dan bersatu, berubah bentuk dari kerajaan menjadi daerah tingkat II Otonom. Sehingga dengan perubahan tersebut, Andi Idjo pun tercatat dalam sejarah sebagai Raja Gowa terakhir dan sekaligus Bupati Gowa pertama.

B.     Saran
            Saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Bagi para pembaca dan teman-teman lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh maka kami mengharapkan dengan rendah hati agar membaca buku-buku ilmiah.















DAFTAR PUSTAKA
Arif, Muhammad. (2013). Silsilah Kepemimpinan Kerajaan Gowa, http://anragogy.blogspot.com/2013/01/silsilah-kepemimpinan-kerajaan-gowa.html, diakses 25 April 2014
Negeri 1001 Cerita, Gowa. (2013). Asal-usul Kerajaan Gowa dan Silsilah Kerajaan Gowa, http://gowa-negeri1001cerita.blogspot.com/2013/07/asal-usul-kerajaan-gowa-dan-silsilah.html, diakses 25 April 2014
Pacce, Siri’ na. (2012). Silsilah Raja-Raja Tallo. http://jejakcelebes.blogspot.com/2012/06/silsilah-raja-raja-tallo.html, diakses 25 April 2014
Hapsari, Ratna, M.Adil. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Hakikat Norma lengkap dengan contoh dan gambarnya


PENGERTIAN NORMA

Pengertian Norma adalah kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan berperilaku dan berinteraksi antar manusia di dalam suatu kelompok masyarakat dalam menjalani kehidupan bersama-sama.

Secara etimologi, kata norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu “Norm” yang artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman. Namun beberapa orang mengatakan bahwa istilah norma berasal dari bahasa latin, “Mos” yang artinya kebiasaan, tata kelakuan, atau adat istiadat.

Biasanya norma berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu, misalnya etnis atau negara tertentu. Namun, ada juga norma yang sifatnya universal dan berlaku bagi semua manusia.

Norma merupakan aturan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi individu atau kelompok masyarakat yang melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat tersebut, maka akan dikenakan sanksi yang berlaku. Dengan kata lain, norma memiliki kekuatan dan sifatnya memaksa.

Pengertian Norma Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti norma, maka kita dapat melihat pendapat para ahli tentang definisi norma. Berikut ini adalah pengertian norma menurut para ahli:

1. Isworo Hadi Wiyono

Menurut Isworo Hadi Wiyono, pengertian norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perbuatan mana yang harus dihindari untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat.

2. E. Ultrecht

Menurut E. Ultrecht, arti norma adalah semua petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat atau bangsa yang mana peraturan itu diwajibkan untuk ditaati oleh setiap masyarakat, jika ada yang melanggar maka akan ada tindakan dari pemerintah.

3. John J. Macionis

Menurut John J. Macionis, pengertian norma adalah aturan-aturan dan harapan-harapan masyarakat yang memandu sebuah perilaku anggota-anggotanya.

4. Robert Mz. Lawang

Menurut Robert Mz. Lawang, arti norma adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan baik dan pantas sehingga sejumlah angggapan yang baik dan perlu dihargai sebagaimana mestinya.

5. Soerjono Soekano

Menurut Soerjono Soekano, pengertian norma adalah suatu perangkat aturan agar hubungan antar manusia di dalam masyarakat terjalin dengan baik.

6. Antony Giddens

Menurut Antony Giddens, pengertian norma adalah suatu prinsip atau aturan yang konkret, yang seharusnya diperhatikan oleh masyarakat.

7. Craig Calhoun

Menurut Craig Calhoun, pengertian norma adalah pedoman atau aturan yang menyatakan mengenai bagaimana seseorang supaya bertindak dalam situasi-situasi tertentu.

8. Broom dan Selznic

Menurut Broom dan Selzniceng, pertian norma adalah rancangan ideal mengenai perilaku manusia yang mana memberikan batasan untuk anggota-anggota masyarakat guna mendapatkan tujuan hidupnya.

Tujuan Norma

Apa saja tujuan norma dalam masyarakat? Norma memiliki tujuan yang bisa dirasakan pada tiap orang yang terlibat di dalamnya. Tujuan norma adalah sebagai pedoman, dasar, arahan dan tata tertib bagi anggota masyarakat dimana norma itu berlaku agar tercipa masyarakat yang teratur dan tentram serta terjadi keselarasan bagi setiap anggotanya agar dapat hidup nyaman dan tentram.

 

 

Fungsi Norma Dalam Masyarakat

Secara umum, fungsi dan peranan norma dalam masyarakat adalah sebagai pedoman bagi anggota masyarakat dalam berperilaku di tengah-tengah masyarakat. Selengkapnya, berikut ini adalah beberapa fungsi norma bagi masyarakat:

  • Berfungsi sebagai pedoman dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat

  • Menciptakan keteraturan dan stabilitas dalam bermasyarakat

  • Sebagai dasar dalam memberikan sanksi kepada anggota masyarakat yang melanggar

  • Menciptakan keterlibatan dan keadilan dalam bermasyarakat

  • Membantu masyarakat dalam mencapai tujuan bersama

Ciri-Ciri Norma

Kita dapat mengenali norma yang berlaku di masyarakat dengan memperhatikan karakteristiknya. Berikut ini adalah ciri-ciri norma:

  • Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali norma hukum

  • Norma bersifat mengikat dan terdapat sanksi di dalamnya

  • Norma merupakan kesepakan bersama anggota masyarakat

  • Anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku

  • Anggota masyarakat yang melanggar norma dkenakan sanksi

  • Norma dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan masyarakat

 

 

Macam-Macam Norma dalam Masyarakat

Menurut pendapat C.J.T. Kansil, norma dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam. Berikut ini penjelasan mengenai macam-macam norma yang ada di masyarakat.

 

 

 

1. Norma Agama

Norma agama merupakan pedoman hidup manusia yang sumbernya dipercaya dari Tuhan yang Maha Esa. Norma ini bersifat dogmatis, tidak boleh dikurangi dan tidak boleh ditambah.

Pemeluk agama tertentu meyakini bahwa norma agama mengatur tentang peribadatan dan dalam hubungan manusia dengan sesamanya dan juga dengan penciptanya.

Dalam norma agama terdapat sanksi yaitu berupa hukuman di akhirat. Dengan kata lain, sanksi norma agama tidak langsung diberikan namun setelah manusia meninggal dunia.

 

 


Contoh Norma Agama

Jangan mencuri



Jangan berbuat jahat dan kasar pada orang lain


2. Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan meruapakan aturan atau pedoman hidup yang dianggap sebagai suara sanubari manusia yang berhubungan dengan baik-buruknya suatu perbuatan. Norma kesusilaan berasal dari moral dan hati nurani manusia.
Dalam norma kesusilaan biasanya pemberian sanksi bersifat tidak tegas. Bentuk sanksi norma kesusilaan lebih banyak pada rasa malu, rasa bersalah, penyesalan atas pelanggaran.

Contoh Norma Kesusilaan

  • Jujur pada orang lain

  • Berbuat baik pada sesame

3. Norma Kesopanan

Norma kesopanan merupakan peraturan yang muncul dari hubungan antar manusia dalam kelompok masyarakat dan dianggap penting dalam pergaulan masyarakat. Norma ini bersumber dari masyarakat itu sendiri yang sifatnya relatif dan berbeda-beda di berbagai lingkungan dan waktu.
Sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma kesopanan sifatnya tidak tegas. Bentuk sanksi norma ini umumnya adalah celaan atau ejekan dari orang lain, dikucilkan dari masyarakat.

Contoh Norma Kesopanan

  • Memberikan salam/ menyapa pada orang lain

  • Membuang sampah pada tempatnya


4. Norma Hukum

Norma hukum merupakan peraturan yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu yang memiliki wewenang untuk mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peraturan ini bersumber dari perundang-undangan, yurisprudensi, kebiasaan, dan doktrin.

Fungsi norma hukum ini antara lain:

  • Sebagai pelengkap norma lain dengan sanksi yang tegas dan nyata

  • Mengatur berbagai hal yang belum ada pada norma lain

  • Terkadang norma hukum bertentangan dengan norma lain. Misalnya; hukuman mati, pada norma lain ada larangan untuk membunuh

Sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma hukum sifatnya tegas, memaksa, mengikat terhadap semua orang. Misalnya hukuman penjara/ tahanan, denda, bahkan hukuman mati.

Contoh Norma Hukum

  • Kewajiban membayar pajak


  • Dilarang mencuri, merampok, dan korupsi